Senin, 23 Juni 2014

5 selebritis yang hidup dengan HIV AIDS

HIV/Aids menyerang dan telah mengubah kehidupan semua orang. Tak terkecuali di kalangan selebritis dunia. Kemunculan penyakit ini sering menghentikan di tengah jalan karier cemerlang yang awalnya dibangun dengan susah payah.
Tak sedikit para tokoh, musisi dan selebritis dunia yang terjangkit virus mematikan ini. Meski banyak diantara mereka harus meregang nyawa di usia muda, tak sedikit pula yang mampu bertahan lama dan kemudian menjadi ikon untuk kampanye memerangi virus HIV/Aids. Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut 5 selebritis dengan kisah unik berkaitan dengan HIV/Aids.

1.Freddie Mercury

Siapa tak kenal Freddie Mercury, vokalis dari grup rock asal Inggris Queen ini dikenal memiliki karisma dan kejeniusan dalam bermusik. Berkatnya, Queen dikenal tak cuma di Inggris, tapi juga di seluruh dunia. Sosok angat ikonik, sehingga setelah ditinggal Queen tak lagi populer, meski sudah ada orang yang bertugas menggantikan posisi Freddie.

Freddie didiagnosis terjangkit HIV/Aids pada bulan April 1987 akibat komplikasi pneumonia bronkial. Namun hal ini tak terungkap sampai beberapa hari jelang kematiannya. Freddie meninggal pada 24 November 1991. Meninggalnya Freddie ini hanya berselang beberapa hari, setelah publik banyak membicarakan desas-desus penyanyi kelahiran Stone Town, Zanzibar (wilayah Tanzania, Afrika Timur), 5 September 1946 ini terjangkit virus HIV/Aids.

2.Liberace

Liberace, adalah pemain piano ternama yang dikenal dengan nama panggung Mr. Showmanship di Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu musisi fenomenal yang juga pernah berduet dengan Elvis Presley di Hotel Riviera di Las Vegas pada bulan November 1956. Tak banyak orang tahu soal kehidupan Liberace, bahkan kematiannya di usia 67 tahun pada 4 Februari 1987, dianggap karena masalah kesehatan.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu setelah kematiannya, kabar tentang pria ini yang terinfeksi virus HIV/Aids akhirnya muncul juga. Melalui seorang sumber terdekatnya, Liberace ternyata telah didiagnosis positif HIV/Aids sejak beberapa tahun sebelum kematiannya.

3.John Holmes

Pria ini lahir pada 8 August 1944 dan dikenal sebagai salah satu aktor untuk beberapa judul film porno. Dalam menjalani profesinya, John mengklaim telah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 14.000 wanita. Pada tahun 1987, John telah bermain di 2500 film dewasa dan mendapat bayaran hingga $3,000. Hal ini pada kemudian membuat namanya dikenal sebagai bintang porno terproduktif pada saat itu.

Sayangnya, hal yang baginya sebuah ‘prestasi’ itu harus dibayarnya dengan vonis HIV/Aids pada Februari 1986. Ia kemudian meninggal pada 13 Maret 1988 di usia ke 43 tahun. Atas prestasinya di industri film porno, di hari pemakamannya, John mendapat penghargaan Lifetime Achievement Award.

4.Gia Carangi

Gia Caragi dikenal sebagai seorang model populer di Amerika. Posenya sudah mulai menghias berbagai media massa sejak usianya baru menginjak 17 tahun. Sayangnya, popularitas Gia sebanding dengan gaya hidup bebas dan glamor.

Ketergantungan terhadap narkoba dan heroin, mewarnai perjalanan hidup wanita ini. Hingga pada akhirnya tahun 1980, dokter mendiagnosisnya terjangkit HIV/AIDS. Penularan virus ini diduga berasal dari penggunaan jarum (Untuk keperluan narkoba), yang tidak steril. 18 November 1986, di usia 26 tahun, Gia Carangi meninggal dunia akibat komplikasi penyakit AIDS. Ia merupakan selebriti wanita pertama yang diketahui meninggal karena AIDS.

5.Earvin “Magic” Johnson

Adalah salah satu pemain besar dalam kompetisi basket Amerika NBA sepanjang masa. Magic Johnson mendapati dirinya menderita HIV/Aids saat musim kompetisi NBA 1991-1992. Karena hal ini, ia kemudian menyatakan pensiun dini.

Namun keputusan untuk kembali berkompetisi di NBA kembali muncul pada tahun 1992. Ia didaulat sebagai salah satu pemain di perang bintang pada saat itu sebelum pada akhirnya kembali beristirahat. Pada tahun 1996 ia Come Back dan bermain di 32 pertandingan untuk LA Lakers, sebelum pada akhirnya pensiun untuk selamanya.

Johnson lebih beruntung, meski didiagnosis HIV/AIDS, sampai sekarang ia masih menjalani hidup yang relatif sehat. Ia kemudian didaulat sebagai tokoh dalam beberapa kampanye anti HIV/Aids dan sosialisasi seks aman.

Sumber : http://www.centroone.com/lifestyle/2012/11/5a/5-selebritis-yang-hidup-dengan-hiv-aids/


HIV AIDS telah nyata tiba di halaman rumah kita

Minggu lalu saya bertemu dengan Rudy, bukan nama sebenarnya, seorang anak laki-laki tetangga saya yang berusia 13 tahun. Pernah pada tahun 2009 saya bercerita tentang Rudy dan adiknya yang bernama Burhan (juga bukan nama sebenarnya) yang ditinggal mati oleh kedua orangtuanya akibat virus HIV/AIDS.

Rudy kini sudah kelas II SMP. Badannya masih gemuk, lucu, dan menggemaskan. Tetapi, akalnya tidak sepanjang Burhan, adiknya yang selisih tiga tahun dengan kakaknya. Terus terang, saya berharap-harap cemas atas kedua anak itu. Moga-moga mereka tak terinfeksi HIV yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Jika tertular, berarti usia Rudy tinggal dua tahun lagi apabila mengacu pada perkiraan dokter yang menyebut inkubasi HIV/AIDS adalah 10 hingga 15 tahun.

Ah... membayangkan hal buruk yang mungkin bakal terjadi pada kedua anak itu, hati saya sungguh miris. Sebab, semenjak ditinggal mati kedua orangtuanya yang meninggal selisih setahun, baik Rudy maupun Burhan langsung menjadi bagian dari kami, menjadi anak-anak kami, warga RT 03 di sebuah perumahan di wilayah Ciledug, Tangerang. Kami secara bergotong-royong mengumpulkan sejumlah uang untuk mengurus keperluan sekolah dan kehidupan keduanya, kendati nenek dan saudara-saudara ibunya almarhum juga turut mengurusnya.

"Bagaimana sekolahmu, Rud?" saya membuka percakapan.
"He-he-he..."
"Bisa enggak mengikuti pelajaran?"
"He-he-he... bisa...."

Setelah percakapan yang banyak dibumbui ketawa Rudy, saya pun iseng bertanya, "Ini belok ke mana kita?"
"Ya ke kananlah...," jawab Rudy ragu.
"Kanan atau kiri?"
"Kkk kanan, ya kanan...," ujar Rudy sambil mengangkat kedua lengannya, seperti sedang bertanya kepada keduanya, jalan manakah yang harus dipilih untuk menuju ke rumahnya.
"Kanan atau kiri, Rud?"
"Ya ke kananlah...," kata Rudy sambil mengangkat tangan kirinya.

Dengan tersenyum sedih, saya pun membelokkan mobil ke arah kiri, tempat rumah kami berada di salah satu gang perumahan kami.

Memandang wajah Rudy, terbayanglah akan kedua orangtuanya beberapa tahun lalu, yang pergi susul-menyusul meninggalkan Rudy dan adiknya yang kala itu masih sangat kecil-kecil.

Ayah Rudy dan Burhan, sebutlah bernama Jimmy, pergi terlebih dulu pada tahun 2008. Sehari sebelum kematiannya, saya masih sempat menungguinya dan dia terlihat sangat kepayahan menghadapi sakitnya. Setahun kemudian, Sela istrinya menyusul, juga dengan derita yang tak terkira. Saya sempat menyaksikan Sela sudah linglung menjelang akhir hayatnya. Meski belum genap 35 usianya, tapi dalam sakitnya itu dia selalu terjatuh manakala sedang berjalan sendirian.

Mengenangkan Jimmy dan Sela, saya seperti membuka halaman buram dari perjalanan warga di perumahan kami. Catatan menyedihkan itu bermula pada hari Minggu (7/6/2009), saat tetangga saya, seorang perjaka berusia 20, meninggal. Orang-orang bilang Si Herman (bukan nama sebenarnya) terkena AIDS. Mula-mula saya menganggap kematian Herman lantaran penyakit kronis yang tak terobati karena ayahnya yang cuma buruh bangunan tak sanggup membiayai pengobatan. Tapi saat seseorang yang saya percaya mengabarkan Herman mati karena AIDS, terngangalah saya.

Wah, ini korban kelima! Ya, Herman adalah tetangga kelima saya yang mati karena HIV/AIDS. Sebuah "petaka" telah terjadi di permukiman yang saya huni, sebuah permukiman yang tak seberapa luas di wilayah Ciledug, Tangerang, Banten.

Kematian pertama dialami oleh seorang bapak muda yang tinggal sekitar 25 meter dari rumah saya. Sehari sebelum meninggal, saya sempat mengunjunginya dan mendengarkan keluh kesah tentang rasa sakit yang dideritanya. Kala itu saya tak berprasangka apa-apa tentang musabab sakitnya. Setahu saya, dia memang sukakeluyuran tiap malam. Keesokannya, ketika ayah dua anak balita itu meninggal, saya mulai bertanya-tanya, kenapakah cuma saya dan istri serta Pak RT yang datang melayat ketika si ayah muda itu meninggal.

Tiga hari kemudian saya baru mendapatkan jawaban ketika beberapa anak muda tetangga saya bercerita bahwa seorang penyanyi ternama datang mengunjungi keluarga almarhum. Dari anak-anak muda itu pula akhirnya saya tahu, Si Jimmy (bukan nama sebenarnya) semasa hidup adalah seorang BD (bandar narkoba), dan sang penyanyi ngetop itu pernah menjadi salah satu pelanggannya. Tapi saya masih belum ngeh dan "mendakwanya" terkena AIDS. Ah, Si Jimmy barangkali terkena hepatitis akut karena tertular lewat jarum suntik, begitu pikir saya.

Kala itu saya memang lebih berpikir tentang dua anak balita beserta istri yang tak bekerja, yang ditinggalkan almarhum. Kisah kematian Jimmy pun lewat begitu saja. Mulailah istri saya memberi dukungan kepada Sela, panggil saja begitu, istri almarhum. Diperkenalkannya Sela kepada juragan donat.

Mulailah Sela berjualan donat keliling kampung dengan berkendara sepeda. Saya dan istri bahagia melihat Sela yang semula suka sakit-sakitan kini jadi bugar. Bersepeda tiap hari dan uang mengalir dari keuntungannya berjualan donat; itulah kiranya yang membuatnya jadi sehat. Sela tak cuma bisa membiayai sekolah anak sulungnya yang kebetulan sekelas dengan anak bungsu saya, tapi juga bisa mengajak jalan-jalan kedua anaknya ke mal.

Enam bulan setelah menjalani hidup sebagai penjual donat, godaan pun datang. Sela rupanya tertarik membeli secara kredit sebuah sepeda motor. Istri saya sebetulnya menyarankan supaya Sela tetap bersepeda. Selain bisa berhemat juga menyehatkan dirinya. Tapi apa boleh buat, Sela lebih memilih membeli motor kreditan untuk mengantar anaknya bersekolah dan berkeliling menawarkan dagangan donatnya.

Apa yang kami khawatirkan pun terjadi. Sela mulai sakit-sakitan lagi. Karenanya, ia pun kerap absen menjajakan dagangan donatnya. Motor itu, selain menyebabkan Sela tidak pernah menggerakkan badannya lagi, juga telah merongrong jiwanya dengan belitan cicilan. Sakit Sela pun kian menjadi. Puncaknya, ia linglung dan kerap jatuh jika sedang berjalan sendiri.

Istri saya segera membawa Sela ke dokter, dan dokter menyarankan agar darah Sela diperiksa ke lab. Keluarga Sela yang sederhana itu pun tak mengerti apa gerangan yang tersurat pada hasil lab. Mulailah saya bergerilya, bertanya kepada beberapa teman aktivis yang peduli korban HIV. Hasilnya, Sela positif terkena virus HIV.

Sengaja saya dan istri menutupi kenyataan bahwa Sela terkena HIV kepada pihak keluarga. Kala itu Sela kondisinya sudah sangat payah. Sampai akhirnya, pihak keluarga meminta kepada kami untuk kembali mengantarkan Sela ke dokter. Nah, dari mulut dokter itulah akhirnya pihak keluarga tahu bahwa Sela positif terkena HIV. Seminggu kemudian, saat sedang berada di Yogya, saya mendapat kabar dari istri saya bahwa Sela telah meninggal.

Bukan wajah Sela yang terbayang, melainkan wajah dua anak kecil yang masih membutuhkan belaian kasih sayang dari kedua orangtuanya. Kini, dua anak laki-laki (yang sulung kelas III SD dan kecil kelas I SD) bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Yang sulung, meski diberi kesuburan badan, tapi, maaf, daya pikirnya kurang dibanding anak-anak sebayanya. Sementara itu yang kecil, meski diberi kecerdasan yang lebih dari si sulung, badannya kurus kering. Pernah saya menyarankan kepada keluarga Sela untuk memeriksakan darah kedua anak tersebut untuk mengetahui keduanya tertular ayah dan bundanya atau tidak. Tapi hingga kini saya tak tahu apa hasilnya.

Sepeninggal Sela, lima bulan kemudian saya dengar seorang anak muda di RT I meninggal. Setahu saya, anak muda—panggil saja Boim—pernah ditahan di LP Tangerang karena kasus narkoba. Seorang anak muda—panggil saja Tanto—yang juga pernah ditahan satu sel dengan Si Boim—bercerita jika Boim di dalam sel masih mengonsumsi narkoba jenis putaw.

Saat bercerita, Tanto pun sebetulnya dalam kondisi yang payah. Ujar Tanto, selama di sel, mereka biasa sharing jarum suntik ketika memakai putaw. "Saya juga ngga akan lama lagi, Oom," kata Tanto waktu itu.

"Maklum Oom, di sel yang namanya narkoba gampang didapat. Udah gitu, kalo kamiga ikut pesta putaw, bisa-bisa kami dikucilkan," kisah Tanto.

Benarlah, tiga bulan berlalu, Tanto pun menyusul Boim menghadap Sang Maha Hidup.

Nah, saat Herman meninggal hari Minggu kemarin, saya pun terkenang pada Boim, Tanto, Sela, Jimmy, dan terutama pada kedua anak Sela dan Jimmy yang masih kecil-kecil. Kepada Sela ketika masih hidup, saya pernah berterus terang bahwa ia dan suaminya adalah jenis orangtua yang biadab. Orangtua yang cuma mengejar kesenangan pribadi, tapi mengabaikan keluarga. Pun kepada Tanto semasa hidup, saya pernah menyarankan untuk segera meninggalkan barang haram jadah itu.

Begitulah, di tengah duka saya terhadap kematian "orang-orang bodoh" itu, saya mulai waswas. Sudah sedemikian parahnya lingkungan saya, kota saya, negara saya. Bayangkanlah, di dua RT dengan jumlah warga sekitar 80 KK, lima orang mati karena HIV. Bagaimanakah dengan komunitas yang lebih luas hingga ke bangsa ini. Barangkali benar apa yang dikatakan aktivis Baby Jim Aditya bahwa HIV adalah serupa fenomena gunung es. Sebab, setahu saya, kelima tetangga saya itu pun tak pernah tercatat di departemen kesehatan sebagai warga yang meninggal akibat HIV/AIDS.

Jadi, HIV/AIDS memang "telah sangat nyata tiba di halaman rumah kita". Marilah kita makin mempererat gandengan tangan kita untuk bersama-sama peduli terhadap ancaman ini.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2013/09/11/0607046/Kedua.Orangtuanya.Mati.karena.HIV/AIDS


10 penyakit seks menular

Siapapun yang sudah aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual atau STD (Sexually Transmitted Diseases). Penyakit ini semakin berisiko mengenai Anda, jika Anda termasuk orang yang suka bergonta-ganti pasangan. Apa saja penyakit yang menular melalui hubungan seks? Berikut penjelasannya :

1. Kutil Kelamin
Penyakit ini tidak hanya bisa menular melalui hubungan seks. Kontak langsung dengan kulit juga bisa menyebabkan virus HPV (Human Papiloma Virus) menyebar sehingga menyebabkan penyakit kutil kelamin ini. Beberapa tipe kutil kelamin biasanya tidak berbahaya. Tapi ada juga beberapa yang bisa menyebabkan kanker serviks atau anus. Ciri-ciri penyakit ini munculnya bintil-bintil berwarna kemerahan dan bisa semakin membesar seperti tumor.

2. Kutu Kelamin
Bukan hanya rambut di kepala yang bisa terkena kutu. Hewan kecil tersebut juga dapat menyerang area kelamin yaitu di bulu pubic. Jenis kutu yang hidup di sana adalah Pubis Phthirus dan bentuknya seperti kepiting sehingga penyakit ini kerap disebut crabs. Kutu-kutu tersebut bisa dibasmi dengan lotion khusus. Gejala orang yang terkena kutu ini merasakan gatal yang intens di area bulu pubic. Menemukan adanya telur-telur kecil di area yang sama.

3. Gonorrhea
Gonorrhea atau sering disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa menyebabkan infertilitas pada pria maupun wanita. Untuk menghentikan infeksi, diperlukan konsumsi antibiotik sesuai resep dokter. Gejala mereka yang terkena penyakit ini adalah seperti namanya, pada pria akan keluar nanah saat buang air kecil. Sedangkan pada wanita, akan merasakan sakit di vagina dan panggul. Dia juga bisa mengalami spotting atau munculnya bercak. Gejala umum lainnya adalah merasakan sakit seperti terbakar saat buang air kecil.

4. Sifilis atau Raja Singa
Sebagian besar orang tidak menyadari gejala awal sifilis. Padahal penyakit ini cukup berbahaya. Tanpa pengobatan yang benar, penderita sifilis bisa mengalami kelumpuhan, kebutaan atau bahkan meninggal. Sifilis sebenarnya bisa diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter. Gejala sifilis biasanya penderita akan merasakan bengkak tapi tidak terasa sakit di area genital atau anus. Penyakit ini akan semakin menyebar seiring kontak lansung dengan area yang bengkak atau kemerahan. Bercak kemerahan juga bisa timbul di beberapa bagian tubuh. Demam, kerontokan rambut dan kelelahan termasuk gejala lain dari sifilis. Pada tahap yang sudah parah, kerusakan pada organ tubuh seperti jantung, otak, hati, syaraf dan mata.

5. Chlamydia
Chlamydia merupakan penyakit menular seksual yang bisa menyebabkan ketidaksuburan jika tidak segera diobati dengan mengonsumsi antibiotik. Sayangnya seringkali orang tidak menyadari gejala penyakit ini. Pada pria, mereka yang terkena Chlamydia akan merasakan seperti terbakar dan gatal di ujung penis. Saat buang air kecil juga akan terasa sakit. Sedangkan pada wanita, dia akan merasa gatal di area vagina, berbau dan merasa sakit saat berhubungan seks serta buang air kecil.

6. Herpes
Sebagian besar kasus penyakit herpes disebabkan oleh virus yang disebut HSV-2 (Herpes Simplex Virus). Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual atau kontak langsung dengan area yang terkena herpes. Saat terkena herpes, penderita akan merasakan gatal dan sakit di area genital, anus dan paha. Lama-kelamaan akan timbul bintil-bintil merah di area yang terkena herpes dan bisa pecah sehingga luka semakin melebar. Gejala herpes pada pria akan terlihat di bagian luar kelenjar dan batang penis, buah zakar atau daerah anus. Sedangkan pada wanita, lebih tersembunyi, pada daerah klitoris, labia minora, labia majora dan leher rahim.

7. HIV/AIDS
HIV menyebar melalui hubungan seks yang tidak terlindungi atau tanpa kondom, berbagi jarum suntik atau lahir dari ibu yang terinfeksi virus tersebut. Gejala dari penyakit ini bisa tidak diketahui selama bertahun-tahun. Sehingga diperlukan adanya tes darah untuk mengetahui ada atau tidaknya virus tersebut dalam tubuh. Pengobatan yang terus-menerus perlu dilakukan untuk mencegah penyakit yang makin serius karena virus ini. Gejala awal terkena HIV yang umumnya tidak dirasakan adalah demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, ruam di kulit dan mudah lelah.

8. Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang menular melalui kontak seksual. Penyakit ini bisanya menyerang pria di area penis dan wanita di area vagina. Pria akan merasakan sakit seperti terbakar saat buang air kecil. Sedangkan wanita akan timbul bau tidak sedap dari area genitalnya. Dia juga akan merasakan gatal dan sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks. Obat yang diresepkan dokter bisa mengobati penyakit ini.

9. Chancroid atau Syankroid
Penyakit ini ditularkan oleh bakter dan cukup umum di kawasan Afrika dan Asia. Area genital akan terasa sakit saat infeksi bakteri menyebar karena hubungan seks. Antibiotik bisa menyembuhkan infeksi tersebut. Saat terkena penyakit ini, pada pria, dia akan merasakan sakit di penis dan kemudian timbul benjolan yang bisa berisi nanah dan pecah. Pada wanita rasa sakit dan benjolan akan timbul di vagina bagian luar dan dalam.

10. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
PID merupakan komplikasi dari penyakit menular seksual yang tidak diobati, terutama penderita chlamydia dan gonorrhea. Penyakit ini timbul ketika bakteri menyebar dan menginfeksi uterus dan organ reproduksi wanita lainnya. Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kesuburan wanita menjadi terganggu. Gejala penyakit ini merasakan sakit di perut bagian bawah, demam, sakit pinggang, sakit saat bercinta dan buang air kecil serta spotting.
 (dat06/wolipop)

Sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=285016:10-penyakit-seks-menular&catid=61:seks&Itemid=136

Senin, 09 Juni 2014

WGMP competition !

Story of ODHA present "WHO GETS MORE PEOPLE"
Sebuah kompetisi dimana kalian bisa memberi dukungan lebih untuk campaign Story of ODHA, yang pemenangnya akan mendapatkan sebuah ticket "WTF (WE THE FEST)"



Caranya:                                                                                                                                                                                                                                                                                         Tahap Pertama                       
-Kalian bisa screenshot info ini dan post di social media kalian dengan menggunakan tagar #storyofodhaWTF14
-Like Facebook page Story of ODHA Http://www.Facebook.com/storyofodha
-Visit blog Story of ODHA Http://storyofodha.blogspot.com
-Follow Twitter Story of ODHA Http://twitter.com/storyofodha untuk tau info tahap selanjutnya.