Kamis, 24 April 2014

Stigma dan diskriminasi HIV AIDS

Stigma dan diskriminasi AIDS ada di seluruh dunia dan hal ini ditunjukan dengan tingkaan serta cara yang berbeda di seluruh negara , kelompok masyarakat ,kelompok agama maupun individu .
bentuk-bentuk lain dari stigma dan diskriminasi dapat berupa rasisme atau pandangan berdasarkan penampilan fisik , bahkan kebencian atau penilaian negatif terhadap orang-orang yang di anggap terlibat dalam kegiatan yang tidak dapat di terima secara sosial seperti prostitusi dan penggunaan narkoba

Dengan adanya stigma negatif tentang hiv aids maka upaya untuk memerangi epidemi hiv aids secara keseluruhan akan sangat terganggu bahkan sulit untuk orang dengan hiv aids
Untuk mencoba berdamai dengan hiv dan mengelola penyakit mereka pada tingkat pribadi
Pada tingkat nasional, stigma yang terkait dengan HIV dapat mencegah pemerintah untuk  cepat mengambil tindakan efektif terhadap epidemi, sementara pada tingkat pribadi dapat membuat orang enggan untuk mengakses tes HIV, pengobatan dan perawatan.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stigma HIV / AIDS antara lain:

     - HIV / AIDS adalah penyakit yang mengancam jiwa, dan karena itu masyarakat sangat bereaksi dalam menanggapinya
     - HIV kuat dikaitkan dengan perilaku (seperti homoseksualitas, kecanduan narkoba, prostitusi atau pergaulan bebas)
     - Banyak orang terinfeksi HIV melalui hubungan sex, yang seringkali meninggalkan beban moral
     - Kurangnya pengetahuan dan banyak informasi yang tidak akurat tentang bagaimana HIV ditularkan menciptakan perilaku irasional dan salah paham
     - HIV seringkali di anggap sebagai hasil dari perilaku yang tidak bertanggung jawab
     - kepercayaan pribadi atau keyakinan moral membuat beberapa kelompok percaya bahwa terinfeksi HIV merupakan hukuman moral terhadap perilaku menyimpang yang di lakukan


Fakta bahwa HIV / AIDS adalah penyakit yang relatif baru juga memberikan kontribusi terhadap stigma yang melekat padanya. Rasa takut yang mengelilingi epidemi yang muncul pada 1980-an masih segar dalam pikiran banyak orang. Pada saat itu sangat sedikit yang diketahui tentang risiko penularan HIV, yang membuat orang takut dari mereka yang terinfeksi karena takut tertular.

Dari awal epidemi AIDS serangkaian alasan yang kuat yang digunakan yang diperkuat dan disahkan stigmatisasi.

HIV / AIDS sebagai hukuman (misalnya untuk perilaku tidak bermoral)
HIV / AIDS sebagai kejahatan (misalnya dalam kaitannya dengan korban yang tidak bersalah dan bersalah)
HIV / AIDS sebagai perang (misalnya dalam kaitannya dengan virus yang harus diperangi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar